(2 Maret 2012 Jam 13.26 WIB)
>>REDAKSI:
Dakwah itu bukan berceramah di mimbar belaka, pidato
disana-sini atau mendatangi orang demi orang saja. Dakwah itu bukan karir, juga
bukan pekerjaan.
Salah besar jika orang bercita-cita jadi mubaligh atau da’i dengan sebuah persepsi bahwa sehari-harinya adalah melakukan pekerjaan ceramah
dan pidato disana sini, apalagi jika seseorang merasa bangga menjadi da’i, maka
semua pahala dakwahnya sirna dan cahaya berkah dakwahnya surut.
Jangan
mengandalkan aktivitas dakwah sebagai tempat bergantung seakan-akan aktivitas
dakwah telah menjadi kartu visa anda ke surga.
Komentar:
Lily Kholidah Batang, SMA 2002: I agree with you
H surur Boyolali, IIQ 1998: Jelas bukan kartu visa tapi
kartu vista e fista
St Zubaidah Semarang, SMA 2002: bener sih.. Terus dakwah
yang baik itu gimana?
M Ujang Ependi Tegal, SMA 1997: Dakwah itu sebagian
langkahnya dengan berceramah di mimbar, pidato disana sini atau mendatangi
orang demi orang, pelosok sampai ke kota. Dakwah itu karir tp dpt rahmat dan
kemuliyaan Alloh, juga pekerjaan sebagaikaryawan fisabilillah… salah besar jika
orang melihat jadi mubaligh atau da’i dengan sebelah mata, karena di dunia ini
harus ada mubaligh/da’I yang mau ceramah dan pidato disana sini tanpa pandang
kedudukan, rakyat maupun pejabat, kaya/miskin. WASPADALAH jika ada
seseorang yang alergi pada para da’i
karena mereka adalah sebagai penerus tangan panjang dari para ulama, sedikit
banyaknya terus Syiarul Islam, bicara Baik dan Buruknya mereka pas tidaknya
menyandang gelar da’i /Mubaligh kembali pada pribadi masing-masing, mereka juga
butuh belajar dan proses… sama seperti kita semua, maka hargai dan hormati
serta do’akan agar mereka aktivitas dakwahnya benar-benar jadi kartu visa
mereka masuk ke surge Allah… GICU AJA YEPOT.. hehehe…
Faidya Pekalongan, SMA 2010: Yaps setuju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar