Rabu, 15 Februari 2012

Rambut panjang



Pengirim: bapak Mudloaf Batang, Alumni Hufadz 1994 (31 Desember 2011 Jam 07.09 WIB)

Dulu sebelum aku khatam Al-Qur’an, rambutku panjang, karena tidak pernah potong. Aku nyantai saja karena mbah mun tidak marah (sebagaimana kita tahu bahwa beliau adalah type kyai yang super sabar). Namun setelah aku potong rambut, aku baru tahu betpa perhatian dan mengenalnya beliau terhadap santrinya padahal begitu banyak, dan bahwa sebenarnya beliau tidak berkenan rambutku gondrong, sambil senyum ramah beliau mengusap rambutku dan menegur dengan halus: “temanmu yang gondrong itu mana?”. Betapa malu, merasa bersalah, dan perasaan lain bercampur jadi satu waktu itu sehingga hanya senyum, juga tidak mampu menjawab apa-apa. Yang bisa kulakukan sampai sekarang, rambutku tidak pernah gondrong dan aku selalu potong Bros.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar