Pengirim: bapak Mudloaf Batang, Alumni Hufadz 1994 (31
Desember 2011 Jam 07.09 WIB)
Dulu sebelum aku khatam Al-Qur’an, rambutku panjang, karena
tidak pernah potong. Aku nyantai saja karena mbah mun tidak marah (sebagaimana
kita tahu bahwa beliau adalah type kyai yang super sabar). Namun setelah aku
potong rambut, aku baru tahu betpa perhatian dan mengenalnya beliau terhadap
santrinya padahal begitu banyak, dan bahwa sebenarnya beliau tidak berkenan
rambutku gondrong, sambil senyum ramah beliau mengusap rambutku dan menegur
dengan halus: “temanmu yang gondrong itu mana?”. Betapa malu, merasa bersalah,
dan perasaan lain bercampur jadi satu waktu itu sehingga hanya senyum, juga
tidak mampu menjawab apa-apa. Yang bisa kulakukan sampai sekarang, rambutku
tidak pernah gondrong dan aku selalu potong Bros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar